Advertisement

Museum Gallery Seniyan

Muammar Rizqi Ardhyaksa



Dirancang dengan pendekatan arsitektur tropis kontemporer, bangunan ini mengelevasi pengalaman ruang melalui struktur yang tampak ringan namun kuat.

Dengan permainan pencahayaan alami, bukaan besar, serta integrasi lanskap tropis, galeri ini hadir sebagai ruang publik yang menyatu dengan lingkungan dan tetap relevan di tengah padatnya kawasan Senayan.

Konsep: Elevated Lightness
Tema: Tropical Tectonics
Lokasi: Senayan, Jakarta




Tropical Tectonics


Tema ini menekankan bagaimana arsitektur merespons iklim tropis secara struktural dan estetis. Bukan hanya tampil tropis, tapi menggunakan strategi desain yang sadar iklim, seperti:

  • Naungan maksimal melalui massa bangunan yang melayang

  • Ventilasi silang alami dari ruang terbuka bawah bangunan

  • Penggunaan material berpori & struktur ringan

  • Integrasi lanskap tropis (vegetasi merambat dan taman tangga)

Tropical tectonics adalah perpaduan antara bentuk arsitektur yang "muncul dari iklim" dengan sistem struktur yang menyatu secara ekspresif dan performatif.


Elevated Lightness


Konsep ini diterjemahkan secara literal dan filosofis.
"Elevated" mengacu pada bentuk bangunan utama yang ditinggikan — melayang di atas pilotis monumental, menciptakan kesan ringan dan terbuka.
Sementara "Lightness" menyiratkan dua hal:

  • Ringan secara struktur (floating massing, penggunaan void, bukaan besar)

  • Ringan secara atmosfer (cahaya alami, transisi ruang yang lembut, pencahayaan temaram dari sela-sela fasad)

Fasad menggunakan pola kisi (screen) yang menciptakan ritme bayangan dan cahaya—memfilter sinar matahari dan memperkuat narasi “lightness”. 



Interior Auditorium / Teater Museum

Gambar pertama menunjukkan ruang auditorium yang dirancang untuk pertunjukan seni, musik, dan pemutaran film skala kecil hingga sedang. Desain interiornya memadukan atmosfer intim dan elegan, dengan detail sebagai berikut:

  • Material dinding dan plafon menggunakan panel kayu gelap untuk memberikan kesan hangat dan akustik yang baik.

  • Pencahayaan linear tersembunyi pada ceiling memberikan suasana dramatis namun tetap fungsional.

  • Kursi dengan desain ergonomis dan warna netral memperkuat kesan formal namun nyaman.

  • Ruang ini memfasilitasi pertunjukan interaktif, di mana pengunjung dapat berpartisipasi dalam forum, konser kecil, atau kuliah seni.



Kolom Organik & Ruang Terbuka Publik (Underbelly Space)

Gambar kedua adalah ruang semi-outdoor di bawah bangunan utama, ditopang oleh kolom-kolom berbentuk organik menyerupai batang pohon yang melebar di bagian atas — menciptakan kesan ringan dan alami.

  • Kolom ini bukan hanya elemen struktural, tetapi juga ikon visual dari konsep Elevated Lightness.

  • Pencahayaan tersembunyi dari lantai menyoroti tekstur kolom dan menciptakan pola cahaya bayangan yang dinamis.

  • Lanskap berupa tanaman tropis, semak kecil, dan batu alam menghadirkan pengalaman ruang publik yang adem dan kontemplatif.

  • Area ini berfungsi sebagai transisi antara kota yang padat dan ruang museum yang hening.

Ruang bawah ini menjadi pelataran sosial — tempat orang bisa berhenti, berkumpul, atau sekadar bernaung — menjembatani urbanitas dan keteduhan tropis.

Interior Galeri Kontemporer & Ruang Interaktif Seni

Gambar menunjukkan sebuah ruang galeri indoor yang bersih, modern, dan luas — dirancang sebagai ruang pameran utama yang menyatukan seni rupa tiga dimensi dan dua dimensi dalam satu kesatuan atmosfer yang tenang namun kuat secara visual.

  • Ruang ini dirancang dengan prinsip kesederhanaan material dan kejelasan garis, menghadirkan atmosfer minimalis yang mengedepankan karya seni sebagai titik utama perhatian. Plafon dengan linear light menciptakan ritme visual yang dinamis dan memandu arah pandang pengunjung.

  • Kolom struktural bulat dilapisi pencahayaan lembut, berfungsi tidak hanya sebagai penopang struktur tetapi juga memperkuat atmosfer galeri yang bersih dan tenang — sejalan dengan konsep Elevated Lightness.

  • Platform melingkar yang menaikkan patung-patung utama memberikan efek monumental dan menekankan pentingnya interaksi visual 360° antara pengunjung dan karya seni.

  • Material lantai dari beton poles reflektif tidak hanya mendukung nuansa kontemporer tetapi juga memperkuat interaksi cahaya dan bayangan dari plafon serta karya-karya yang dipamerkan.

  • Pengunjung bebas bergerak dan berinteraksi dalam ruang terbuka yang tidak dikotak-kotakkan, memperkuat konsep inklusivitas dan aksesibilitas ruang seni untuk semua kalangan.

Ruang galeri ini berfungsi bukan hanya sebagai tempat melihat seni, tetapi juga sebagai pengalaman spasial yang kontemplatif — menciptakan ruang hening di tengah hiruk-pikuk kota.



Architect : Muammar Rizqi Ardhyaksa